• Mei 2024
    S S R K J S M
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  
  • Kategori

  • Arsip

  • Komentar Terbaru

    bobonaro pada Resah koe
  • Blog Stats

    • 260 hits

Arti Sebuah Cinta
Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An-Nawawi
Syariah, Aqidah, 19 – November – 2003, 20:43:49

Cinta bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memiliki rasa cinta yang bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita, harta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.

Kita sering mendengar kata yang terdiri dari lima huruf: CINTA. Setiap orang bahkan telah merasakannya, namun sulit untuk mendefinisikannya. Terlebih untuk mengetahui hakikatnya. Berdasarkan hal itu, seseorang dengan gampang bisa keluar dari jeratan hukum syariat ketika bendera cinta diangkat. Seorang pezina dengan gampang tanpa diiringi rasa malu mengatakan, “Kami sama-sama cinta, suka sama suka.” Karena alasan cinta, seorang bapak membiarkan anak-anaknya bergelimang dalam dosa. Dengan alasan cinta pula, seorang suami melepas istrinya hidup bebas tanpa ada ikatan dan tanpa rasa cemburu sedikitpun.
Demikianlah bila kebodohan telah melanda kehidupan dan kebenaran tidak lagi menjadi tolok ukur. Dalam keadaan seperti ini, setan tampil mengibarkan benderanya dan menabuh genderang penyesatan dengan mengangkat cinta sebagai landasan bagi pembolehan terhadap segala yang dilarang Allah dan Rasul-Nya Muhammad . Allah  berfirman:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Ali ‘Imran: 14)
Rasulullah  dalam haditsnya dari shahabat Tsauban  mengatakan: ‘Hampir-hampir orang-orang kafir mengerumuni kalian sebagaimana berkerumunnya di atas sebuah tempayan.’ Seseorang berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?’ Rasulullah  berkata: ‘Bahkan kalian saat itu banyak akan tetapi kalian bagaikan buih di atas air. Dan Allah benar-benar akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akan campakkan ke dalam hati kalian (penyakit) al-wahn.’ Seseorang bertanya: ‘Apakah yang dimaksud dengan al-wahn wahai Rasulullah?’ Rasulullah  menjawab: ‘Cinta dunia dan takut mati.’ (HR. Abu Dawud no. 4297, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 3610)
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan: “Allah memberitakan dalam dua ayat ini (Ali ‘Imran: 13-14) tentang keadaan manusia kaitannya dengan masalah lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan Allah menjelaskan perbedaan yang besar antara dua negeri tersebut. Allah  memberitakan bahwa hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak, dsb) dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka dan menancapkannya di dalam hati-hati mereka, semuanya berakhir kepada segala bentuk kelezatan jiwa. Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikannya sebagai tujuan terbesar dari cita-cita, cinta dan ilmu mereka. Padahal semua itu adalah perhiasan yang sedikit dan akan hilang dalam waktu yang sangat cepat.”

Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)

Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.

Cinta kepada Allah
Cinta yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada mereka:

“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)
Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda (cinta kepada Allah) adalah mengikuti Rasulullah , faidah dan buahnya adalah kecintaan Allah kepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti Rasulullah  maka kecintaan Allah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.”
Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. Rasulullah  bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik :
“Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:
Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah .
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.
Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah . (Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas)

Cinta adalah Ibadah
Sebagaimana telah lewat, cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi dalam agama sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Allah  berfirman:

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 7)

“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)
Adapun dalil dari hadits Rasulullah  adalah hadits Anas yang telah disebut di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”

Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
Kedua, cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman:

“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:

“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah  berfirman:

“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: 8)
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.

Buah cinta
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah  mengatakan: “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 1/95)
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di  menyatakan: “Dasar tauhid dan ruhnya adalah keikhlasan dalam mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya, bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid, hal. 110)
Bila kita ditanya bagaimana hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak boleh mengatakan haram dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannya perlu dirinci.
Pertama, bila dia mencintai selain Allah lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Allah maka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.
Kedua, bila dengan cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat maka cinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang seperti ini diperbolehkan.
Wallahu a’lam. 

Resah koe

Dari Takdir Ke Takdir

……………..

Kau takdirkan lelaki

mereka ingin jadi perempuan

Kau takdirkan miskin

mereka ingin jadi kaya

Kau takdirkan berkuasa

mereka ingin tambah kuasa

Kau takdirkan lengser

mereka berontak tak terima

Ooolah manusia…..!

Apa yang kau tak ingin punya

Milikmu kau anggap lumrah

Punya orang lain selalu kau pinta

Usaha dan takdir terus berganti

Usaha di tingkahi usaha

Takdir berubah takdir berikutnya

Yang berdiam diri bakal tertindas dan kalah

Karena takdir terus berubah

Jangan biarkan takdirmu yang lalu jadi belenggu

Teruslah bergerak ke takdir masa depan,

karena ia menawarkan perubahan

Siapa tahu

Allah sedang menuggu di masa depanmu

Denga takdir yang menggiurkan

…………………………..

Qadar, Qadla & Takdir

1501 Ketetapan Allah yang kita kenal segagai takdir digambarkan oleh dua kata: Qadar dan Qadla.Kedua-duanya bermakna ketetapa, tetapi memiliki nuansa yang berbeda

Qadar memberikan makna ketetapan yang ditentukan sepenuhnya oleh Allah, tanpa bisa diganggu gugat. Sedangkan qadla adalah ketetapan Allah yang ditentukan berdasarkan oleh usaha tertentu.

Sebagai contoh, seseorang dilahirkan berkelamin laki-lak. Lahir dari orang tua yang berkebangsaan Indonesia. Dia terlahir dengan bentuk fisik intelektual tertentu, itulah qadar.

Ketetapan Allah yang demikian ini, tidak bisa ditawar dan tidak bisa di ganggu gugat. Tidak bisa di pilih oleh yang bersangkutan. Sepenuhnya bergantung pada kehendak dan ketetapan Allah.

Meskipun seseorang terlahir dengan tidak bisa memilih kondisinya sendiri, bukan berarti qadar terjaditanpa melibatkan hukum sebab-akibat.Qadar adalah takdir Allah atas peristiwa- peristiwa sebelumnya, yang dilakukan orang tua atau orang lain sekalipun.

Yang berusaha orang tua, di padu dengan bebagai faktor, hasilnya takdir kita. Jadi qadar adalah takdir Allah yang usahanya tidak melibatkan kita. Kita tinggal menerima saja………

Bersambung…..

Renungan

Hinanya seorang penghianat!!

Dari Abu Sa’id Al-KhudoryR.A; Bahwasanya Nabi SAW bersabda:”setiap penghianat nanti akan memiliki sebuah bendera yang ditancapkan di belakang punggungnya, kemudian dengan bendera itu ia akan ditarik keatas sesuai dengan penghinanatannya. Ingatlah tiada penghianatan yang lebih membahayakan melibihi penghianatan seorang pemimpin”.

Kisah-kisah penghianatan akan terus berlaku dari zaman ke zaman hingga akan sampai pada zaman sekarang ini. Manusia tidak akan pernah merasa malu untuk melakukan penghianatan demi kepentingan pribadi yang berbau dunia. Semua manusia sanggup untuk menghianati sesamanya, sahabat karib menghianati sahabatnya, ironisnya seorang ulama’ rela menghianati agamanya sendiri hanya untuk mengejar pangkat semata.

Cerpen koe

“Malaikat Pelindung”

Suatu ketika ada seorang bayi yang siap untuk di lahirkan. Maka ia bertanya pada Tuhan  “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi aku takut sebab ku masih sangat kecil dan tidak berdaya, siapakah yang akan melindungi ku disana?”.  Tuhan pun menjawab”Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih satu yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu”.

Si kecil bertanya lagi” Tapi disini, di surga ini, aku tak berbuat apa- apa kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia?. Tuhan pun menjawab ” Tak apa, malaikatmu itu,akan selalu menyandungkan lagu untukmu dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua  pasti akan membuatmu bahagia”. Namun si kecil bertanya lagi “Bagaimana  aku bisa mengerti ucapannya, sedangkan aku tidak mengerti bahasa yang ia pakai?”. Tuhan pun menjawab” Malaikatmu itu akan membisikkan kata- kata yang paling indah, dia akan selalu sabar berada disampingmu dan dengan kasihnya, ia akan mengajarkanmu bahasa manusia”.

Si kecil kembali bertanya “Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara dengan mu, Tuhan?”. Tuhan pun kembali menjawab” Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa pada-Ku”. Lagi-lagi si kecil menyelidik,” Namun aku mendengar, disana banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang aka melindugiku?”. Tuhan pun menjawab.” Tenang, malaikatmu akan selalu melindungimu, walaupun nyawanya yang menjadi taruhan. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri demi keselamatanmu”. Namun si kecil kini malah merasa sedih. ” Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika aku melihat-Mu lagi”. “Tuhan menjawab lagi, ” Malaikatmu itu akan selalu mengajarkan keagunganKu, dan dia akan mendidikmu agar selalu patuh dan taat kepadaKu. Dia akan selalu membimbingmu agar selalu mengingat-ku. Walau begitu Aku akan selalu ada disisimu”.

Hening,…… kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. ” Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang. Tolong sebutkan nama malaikat yang melindungiku itu……………?”.

Tuhanpun kembali menjawab” Nama malaikatmu itu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan Ibu…….”.

By:Sir-j Az-zamany…

Assalamualaikum wr.wb

“kecintaan kita pada dunia hanya akan membawa kita menuju adzab Nya”

Hidup seperti halnya pidato, tak perlu panjang lebar yang penting pasti. Orang bijak mencari kebaikan ,orang picik mencari keuntungan.Oleh karena itu kebajikan adalah kunci dari segala kebaikan dan kepicikan adalah kunci dari segala kelicikan.Pejuang sejati adalah manusia yang melakukan kebaikan dan membuat bangga kaumnya ,serta menuai simpati dari seluruh lawannya.

Jadikalah Setiap Waktumu Bernilai Ibadah

Jadikalah Setiap Waktumu Bernilai Ibadah!!!